... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ...

Rabu, 09 Maret 2022

[Review buku] SaragaS


Judul: SagaraS
Penulis: @tereliyewriter 
Penerbit: Sabak Grip Nusantara
Dimensi: 384 hlm, 20 cm
ISBN: 9786239726256

#Buku ke-13 dari serial BUMI ini menjawab pertanyaan besar tentang siapa orang tua Ali. Ditemani Batozar, 3 sekawan kembali bertualang di SagaraS, tempat damai di mana penduduk asli klan Bumi berada. Selain sulit memasuki portalnya, mereka pun dihadapkan pada pertarungan hidup-mati melawan 13 Ksatria SagaraS. Di mana 2 di antaranya, sudah tertebak dari awal oleh saya. Ksatria terhebat nomor 1 dan 2.

Hal menarik di buku ini adalah nama para ksatria yang merupakan bagian dari kendaraan: Plat, Jok, Rem, Ban, dan mungkin Eli adalah plesetan dari Oli hehe. Juga sosok Batozar yang membuat saya teringat Sirius Black, ayah baptis Harry Potter. Lumayan memainkan emosi di sini. Serta 3 sekawan itu punya karakter khas, jadi percakapannya malah seru dibanding pertarungannya. Meski di ending, ada tokoh baru lagi yang masuk ke jalinan cerita. Membuat penasaran. Siapakah April?
Tak lupa sindiran khas penulis terhadap kritik sosial yang sedang terjadi, membuat saya tertawa saat tahu siapa yang disindir 😅

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta morfillah

#1hari1tulisan #bacabuku #reviewbuku #resensibuku #tereliye #SaragaS #novel #fantasi

[Review buku] Bibi Gill


Judul: Bibi Gill
Penulis: @tereliyewriter 
Penerbit: Sabak Grip Nusantara
Dimensi: 358 hlm, 20 cm
ISBN: 9786239726249

#Buku ke-12 dari serial BUMI. Membuka kisah langsung, kelanjutan dari buku SI PUTIH. Asal-usul Bibi Gill dan rahasia hidupnya yang terjawab berkat Si Putih. Meski harus mengorbankan kembali teman seperjalanannya, Pak Tua, setelah 3 kali kehilangan hebat (keluarga, sahabat, suami dan anak).

Dari sini, kelak kita akan tahu mengapa Bibi Gill tidak pamer kekuatannya yang hebat. Sebab ia terus fokus menempa diri dan menahan monster dalam hidupnya agar tidak lagi kehilangan hal penting. Diakhiri dengan episode bonus tentang Batozar yang menemukan fakta menarik mengenai Ily. Tentu saja, bersambung ke #novel berikutnya ILY dan ALDEBARAN, tak lupa spin off PROXIMA CENTAURI 1.

Mudah tertebak alurnya, namun tetap menarik bagi saya. Meski memang pangsa pasarnya remaja. Tapi seru sekali membayangkan adegan pertarungan dan keunikan klan beserta distrik di dalamnya.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Melatih fokus, konsentrasi itu berarti melatih untuk memahami mesin itu sendiri (baca: tubuh manusia). Bercermin ke diri sendiri. Itu jauh lebih sulit dibanding latihan fisik. Itu membutuhkan proses panjang, hingga seorang petarung bisa memahami tubuhnya dengan baik. Bahkan termasuk untuk seorang pemilik Keturunan Murni sekalipun, tetap butuh waktu." (H 157)

Meta morfillah

#1hari1tulisan #reviewbuku #resensibuku #bacabuku #tereliye #bibigill

Minggu, 06 Maret 2022

[Review buku] Para bajingan yang menyenangkan


Judul: Para bajingan yang menyenangkan
Penulis: @puthutea 
Penerbit: @bukumojok 
Dimensi: vi+178 hlm, 13x20 cm, cetakan ketiga september 2017
ISBN: 9786021318447

Novel yang cocok buat hiburan, apalagi kalau kamu orang jawa. Sebab hampir semuanya percakapan dalam bahasa Jawa. Ada glosariumnya di akhir, tapi emang PR sih buatku yang ga paham banget artinya. Tapi ketawa membayangkan logatnya, teringat teman-teman penulis dan  klub buku Yogya. Jadi kangeen haha

Paling terngakak part Bagor akhirnya puasa, tapi bukanya pakai daging babi. Allahu akbar! Enggak tahu juga, sih, ini #novel #fiksi atau sebagian memang kisah nyata #penulis dengan kelima #kawan judinya (Almarhum Jadek, Bagor, Kunthet, Proton, dan Babe). 

Cara berceritanya asyik, mengalir, alur maju mundur tapi ga bingung. Termasuk novel dewasa ya, soalnya bahasanya memang nganu, sih. Kudu bijak menyikapinya hehe

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta morfillah

#1hari1tulisan #bacabuku #reviewbuku #resensibuku 

Selasa, 14 Juli 2020

[Review buku] Abdul Hamid Ghazi

Judul: Abdul Hamid Ghazi - Benteng terakhir khilafah islamiyah
Penulis: Sayf Muhammad Isa
Penerbit: Ghazi Publishing
Dimensi: 278 h, cetakan pertama 2020
ISBN: 9786025356957

Awal membaca buku ini, ekspektasi saya langsung seru gitu. Bakal fokus membahas tentang keruntuhan khilafah islamiyah. Eh ternyata, dibuka dengan penuturan Sultan Abdul Hamid II yang dipenjara, dan kronologi flashbacknya jauh sekali. Melewati beberapa generasi di atas beliau. Jujur saja, sempat malas melanjutkan. Datar di awal.

Namun karena saya punya prinsip harus selesai #membaca apa pun, semembosankan apa pun, maka saya lanjutkan. Ternyata, mulai seru!

Bahasan utamanya malah tentang #kerajaan #Rusia dan #kelompokhitam . Saya membayangkan seperti film tentang iluminati/freemason. Sebuah kelompok tua yang beraliran #Lucifer /iblis.

Namun ternyata bersambung. Sekuelnya belum ada, so ditunggu saja.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Manusia selayaknya cawan, hanya akan menuangkan apa yang menjadi isi hatinya. Jika hatinya kotor, semanis apapun mulutnya menyembunyikan, kelak, mulut itu sendirilah yang akan membongkarnya." (H.10)

"...orang terbaik untuk suatu jabatan adalah orang yang paling tidak menginginkannya." (H.173)

#reviewbuku

Meta morfillah

Kamis, 12 September 2013

[FF] Perjalanan Cinta & Cita-cita

Paris-Perancis, 2013
Hawa dingin menelisik belakang daun telinga. Keindahan kelap-kelip lampu di menara Eiffel ikut serta menemani malam indah sepasang suami-istri yang sedang berdiri di bawahnya sambil bergandengan tangan. Tiba-tiba sang istri terkenang kisah enam tahun silam, perbincangan di bawah langit senja benua seberang bersama sang suami, lelaki tercintanya.
“Maafkan aku. Bukan karena aku tidak cinta, tapi kita berbeda, mon chérie [1],” ujar lelaki berambut cepak bernama Ari memegang kedua bahu gadis itu dan menatap matanya tajam.
“Tapi aku yakin kita bisa, bukankah menyatukan perbedaan itu indah?” Tanya gadis itu sambil bercucuran air mata.
“Maaf aku tidak bisa. Mengertilah chérie.”

Berau-Indonesia, 2009
Panas terik yang membakar kulit. Ira berjalan menuju sebuah warung internet untuk melihat pengumuman beasiswa yang ia ajukan. Tuhan benar-benar sedang berbaik hati kala itu. Kerja kerasnya selama setahun, siang-malam membuka kitab kuning berbahasa Inggris berjudul Cliffs TOEFL Preparation Guide dan mendaftar beasiswa ke berbagai universitas di luar negeri akhirnya terbayar dengan sebuah kata “lulus”.
“Semoga semuanya berjalan lancar anakku, jaga dirimu baik-baik. Jangan lupa sama Allah, selalu minta pertolongan-Nya,” kata Ibu sambil menangis memeluk erat Ira.
Malam menjelang keberangkatan, ia merenungi perpisahannya dengan Ari setahun lalu hingga ia bangkit dan ingin melanjutkan hidup dengan pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studynya ke Negara Kanguru.

Selasa, 10 September 2013

[FF] Saksi Mata

Perjalanan jauh antar wilayah itu sangat melelahkan. Aku sampai harus beristirahat di suatu restoran restoran di daerah BSD, Tangerang ini memang mewah sekali. Harganya mahal-mahal, tetapi aku sedang ingin makan di sini walau sampai harus menguras uangku.
            Aku duduk sendiri di sudut restoran dan berhadapan dengan kaca. Beberapa meja di sekitarku terisi oleh pelanggan. Baik pelanggan yang makan sendirian ataupun bersama dengan kenalannya, setiap meja terisi. Restorannya sedang rame di saat waktu makan siang.
            Aku memesan satu paket steak yang dilengkapi dengan salad dan kentang goreng dengan segelas ice cappuccino. Saat aku sedang menunggu pesananku dating, aku mencuri dengar pembicaraan pelanggan lainnya yang berada di seberang mejaku.
            Seorang wanita yang kuyakini usianya lebih tua dariku, berpenampilan begitu biasa saja. Berbalutkan dress panjang berwarna abu-abu, dengan rambut berantakannya yang sedikit memutih dia duduk bersama dengan seorang pria yang sepertinya seusia dengannya. Pria itu memakai topi hitam yang bagian depannya ditekuk, jaket hitam polos yang kerahnya ditegakkan hingga menutupi lehernya. Keduanya duduk dengan tidak tenang, sepertinya sedang ada yang mengawasi mereka atau apalah.

[FF] Lelaki bertopi di ujung senja

Senja itu, ada seorang laki-laki datang. Tiada kata, hanya diam saja. Annisa hanya melihatnya sekilas tanpa ada kata-kata untuknya, lelaki yang baru saja duduk disampingnya.

Annisa memilih untuk berdiam diri di bandara Sultan Mahmud Badarrudin II. Menikmati senja yang menghantarkan jingga ke peraduan terakhirnya. Menghirup sisa-sisa angin dalam paru-paru. Annisa sedang tak ingin bicara. Dia tidak bisu hanya saja sedang menikmati diam untuk beberapa waktu.

Hingga tiba waktunya, Annisa beranjak pergi. Tak peduli dengan lelaki bertopi yang sudah menemaninya sejak tadi. Lelaki itu pun tak tergerak hati untuk menahannya atau sekadar menanyakan akan kemana dia pergi.

Iya, malam sudah merayap datang. Kini, si lelaki bertopi itu hanya ditemani angin malam yang menusuk-nusuk hingga ke tulangnya.
Beberapa hari berlalu, Annisa kembali ke bandara itu. Dilihatnya lelaki bertopi itu lebih dulu memilih duduk di sana, di tempat mereka bertemu kemarin. Sebotol kopi diseduhnya hingga dasarnya. Annisa datang menghampiri dengan membawa beberapa buku sebagai temannya.