... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ...

Kamis, 12 September 2013

[FF] Perjalanan Cinta & Cita-cita

Paris-Perancis, 2013
Hawa dingin menelisik belakang daun telinga. Keindahan kelap-kelip lampu di menara Eiffel ikut serta menemani malam indah sepasang suami-istri yang sedang berdiri di bawahnya sambil bergandengan tangan. Tiba-tiba sang istri terkenang kisah enam tahun silam, perbincangan di bawah langit senja benua seberang bersama sang suami, lelaki tercintanya.
“Maafkan aku. Bukan karena aku tidak cinta, tapi kita berbeda, mon chérie [1],” ujar lelaki berambut cepak bernama Ari memegang kedua bahu gadis itu dan menatap matanya tajam.
“Tapi aku yakin kita bisa, bukankah menyatukan perbedaan itu indah?” Tanya gadis itu sambil bercucuran air mata.
“Maaf aku tidak bisa. Mengertilah chérie.”

Berau-Indonesia, 2009
Panas terik yang membakar kulit. Ira berjalan menuju sebuah warung internet untuk melihat pengumuman beasiswa yang ia ajukan. Tuhan benar-benar sedang berbaik hati kala itu. Kerja kerasnya selama setahun, siang-malam membuka kitab kuning berbahasa Inggris berjudul Cliffs TOEFL Preparation Guide dan mendaftar beasiswa ke berbagai universitas di luar negeri akhirnya terbayar dengan sebuah kata “lulus”.
“Semoga semuanya berjalan lancar anakku, jaga dirimu baik-baik. Jangan lupa sama Allah, selalu minta pertolongan-Nya,” kata Ibu sambil menangis memeluk erat Ira.
Malam menjelang keberangkatan, ia merenungi perpisahannya dengan Ari setahun lalu hingga ia bangkit dan ingin melanjutkan hidup dengan pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studynya ke Negara Kanguru.


Samarinda-Indonesia, 2009
Banjir akibat hujan semalam tak menyurutkan langkahnya untuk menyusuri jalan berair hanya untuk melihat sebuah papan pengumuman di sebuah universitas negeri tempatnya kuliah.
“Mah, aku lulus mah! Aku lulus! Pengajuan beasiswaku diterima,” teriaknya sambil meloncat-loncat girang menelepon Ibunya.
“Puji Tuhan… Mamah bangga padamu nak. Tuhan memberkatimu. Semoga jalanmu dilancarkan,” suara Ibu berusia 45 tahun diujung telepon terdengar sedang menahan tangis bahagia.
Lelah selama setahun belajar dan membuat berbagai bentuk essai untuk ia ajukan sebagai persyaratan beasiswa, kini terbayar dengan sebuah kata “lulus”. Bahkan kerja keras selama setahun penuh demi menggapai impiannya tidak terasa lagi lelahnya. Ari akan berangkat ke Negara Kanguru melanjutkan studynya.

Perth-Australia, 2011
Rindu pada kampung halaman ia lampiaskan dengan menyapa para sahabat dan keluarganya melalui sebuah akun social media. Ia bisa melihat gambar wajah Ibu yang semakin menua dan keriput, adik-adik yang sedang menginjak remaja, serta ayah terhebat di seluruh dunia versi Ira. Ia sangat merindukan mereka.
Coffee shop pun mulai ramai, tampak tidak ada tempat duduk yang tersisa selain dihadapan Ira. Seorang lelaki yang mengenakan jaket dan menggendong tas ransel berjalan mendekatinya.
Hi, do you mind if I sit here?” tanya lelaki itu sambil bersiap melepas tasnya.
Sure,” jawab Ira sekenanya sambil terus melihat ke screen laptopnya.
Lelaki itu melihat wajah ayu Ira seolah pernah mengenalnya, ia lalu mendekatkan wajahnya dan menyapanya dengan lebih lembut.
 “Hai… Apa kabar mon chérie Ira? Lama tidak bertemu.”

***
--ndyahforentina--


[1] Chérie: Panggilan sayang kepada wanita dalam bahasa Perancis.
Mon Chérie: Sayangku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar