... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ...

Jumat, 10 Mei 2013

[Cerpen Duet] Dalam Diam



Sumber : Google
Tok tok …
"Bi, aku pergi dulu ya? Udah dijemput nih" teriak Lara sambil berlari ke arah pintu depan.
"Hai, sudah siap pergi. Yuk langsung aja, ga ada orang di rumah" sapa Lara sambil mengapit lengan Bayu menuju mobil.
Lara Utami namanya, seorang mahasiswi tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja. Cowok di sebelahnya yang sedang nyetir namanya Bayu Hanggono, Lara lebih sering memanggilnya Boboy. Mereka berdua sudah bersahabat sejak kecil. Lara memang sering pergi bersama Bayu, selain karena pacarnya yang jauh, orang tua Lara pun lebih tenang ketika Lara bepergian bersama Bayu.
"Aaah, akhirnya bisa juga keluar rumah.." keluh Lara sesaat setelah duduk dalam mobil.
"Lagian lo juga sih Ra, liburan cuma di rumah aja. Kemaren gue ajakin ke pantai ga mau." timpal Bayu seketika.
"Bukannya gue ga mau, tapi kemaren kan gue diajak ke Bandung sama orang tua gue. Lo tau sendiri kan kaya apa orang tua gue kalo udah ada acara keluarga ga bakal ada yang boleh absen."
"Hahaha, derita lo sih keluarga bikin acara kaya orang roadshow. Jauh lagi tempatnya." canda Bayu.
Lara melirik Bayu dengan tatapan kesal sambil mengarahkan tangannya menghidupkan music player dalam mobil Bayu dan seketika sebuah lagu mengalun menemani perjalanan mereka siang itu.
Andai engkau tahu
Bila menjadi aku
Sejuta rasa di hati …
Lama tlah ku pendam
Tapi akan kucoba mengatakan
Lagu kesukaan mereka sejak SMA, menjadi lagu andalan yang Lara nyanyikan dengan iringan petikan gitar oleh Bayu dan semua teman mereka pun tahu lagu itu memang terasa lebih indah ketika Lara dan Bayu yang membawakan.
~♥~♥~♥~

Tak lama kemudian mereka sampai di Dream House Cafe, sebuah café bergaya Itali yang selalu menjadi tempat favorit mereka. Selalu dengan posisi duduk yang sama, pesanan yang sama, dan juga orang yang sama.
"Hot americano, hot chocolate, tiramisu, sama red velvet nya satu ya mas?" tanya pelayan café kepada Bayu.
"Iya mbak, seperti biasa. Terimakasih ya mbak" jawab Bayu.
Pesanan yang sama seperti biasanya. Bayu yang selalu memesan tanpa perlu bertanya lagi kepada Lara. Lara dengan pesanan hot chocolate dan red velvetnya, serta Bayu dengan hot americano dan tiramisunya. Hingga akhirnya pelayan café pun hafal dengan pesanan menu mereka.
Café bergaya classic romantic itu menjadi tempat yang sering mereka kunjungi. Tempat duduk di pojok café berdekatan dengan jendela yang mengarah ke jalan depan menjadi pilihan Lara dan Bayu untuk menghabiskan waktu di sana. Lara yang menghadap ke arah jendela karena ia yang selalu suka duduk dengan melihat lalu lalang orang melintas di jalan depan café, dan Bayu yang duduk membelakangi jendela hingga hanya Laralah yang ada di depan pandangannya.
"Ga ngerti deh ama cowok, kenapa sih kalo pergi atau mau ngapain suka ilang tiba - tiba? Dipikir ceweknya ga kepikiran gitu kalo dia pergi ga ada kabar," Lara mulai mengeluh.
"Pacar lo kan emang sibuk Ra, kalo emang dia ga kasih kabar ya wajarlah. Cowok juga kan ribet kalo kudu terus-terusan sms ceweknya. Sesibuk apapun kan tetep aja ntar dia sms lo juga, ya kan?"
"Tetep aja gw kesel, udah berkali-kali kaya gini tetep aja dia suka ilang tiba-tiba. Gw juga kan khawatir ama dia Boy" Lara meneruskan keluhannya sambil mengaduk coklat panasnya yang baru saja diantar ke meja mereka.
Bayu lagi-lagi menimpali dengan tenang "Tunggu aja sebentar, nanti juga dia bakal sms lo kok Ra. Selalu seperti itu kan? Udah jauhin aja hpnya dulu, lo mau cari buku apa sih sekarang?"
"Ga tau mau cari buku apa, kayanya lagi mau baca yang ringan aja kaya novel remaja. Pusing gw baca text book kampus mulu" Lara menjawab sambil mulai mengitarkan pandangannya mengelilingi café yang memang memiliki koleksi buku untuk para pelanggannya.
Berjalanlah Lara ke arah rak yang penuh dengan novel remaja itu, dan tangannya mengambil sebuah novel "Ksatria Malam dan Putri Hujan, Sitta Karina”. Ia mulai kembali ke tempat duduk dan mulai sibuk membaca tanpa ia sadari, seseorang yang ada di hadapannya masih selalu memandanginya sejak ia berada tadi. Hal itu tak pernah Lara sadari, meski sudah sedari dulu hal itu terjadi.
~♥~♥~♥~
Ku ingin kau menjadi milikku
Entah bagaimana caranya
Lihatlah mataku untuk memintamu
Ku ingin jalani bersamamu
Coba dengan sepenuh hati
Ku ingin jujur apa adanya
Dari hati …
            Sayup terdengar lagu dari laptop Bayu, membuatnya hanyut dalam lamunan tentang Lara. Wanita yang selama ini selalu ada di hatinya. Wanita yang senyumannya mampu meneduhkan hatinya. Wanita yang selama ini hanya menganggapnya tak lebih dari seorang sahabat. Telah lama Bayu memendam cinta. Namun Bayu hanya bisa diam, menikmati rasa yang selalu bermain dalam hatinya.
Perlahan jari-jari bayu mulai menari di atas kertas dan merangkai kata-kata yang muncul dari dasar hatinya. Lagi-lagi tentang Lara, dan akan tetap seperti itu, hanya Lara yang sampai saat ini menjadi penghuni tetap di dalam hatinya.

Tak pernahkah kau sadari.
Hanya aku yang selalu ada untukmu.
Hanya aku yang selalu menemani saat duka menyelimutimu.
Dan hanya aku pula yang selalu ada saat bahagia membuatmu terbang ke awan.
Aku selalu ada,
Dan akan terus ada untukmu,

Mungkin kau tak pernah menyadari itu,
Mungkin bagimu aku hanya sahabat dan tak pernah lebih dari itu,
Tapi tak apa,
Aku tak akan menuntut banyak,
Bisa selalu ada di sampingmu pun aku bahagia,
Bisa melihat senyum manismu pun aku tenang,
Bisa berbagi sedih dan bahagia bersamamu pun sudah cukup bagiku,
Aku selalu ada,
Dan akan terus ada untukmu.

"Hmm.. Andai saja Lara tau isi hatiku" keluh Bayu sambil memandang ke arah foto di samping laptopnya.
Lara yang sama. Tak pernah berubah. Hanya sebatas sahabat untuk Bayu dan status itu masih setia menemani perjalanan mereka berdua. Bayu masih terus berharap agar Lara tahu isi hatinya yang sebenarnya. Tapi tak ada yang bisa ia perbuat. Lara sudah memiliki kekasih. Sudah hampir 7 tahun dia menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya. Dan hanya Bayulah yang selalu menjadi tempat mencurahkan isi hatinya.
Tahukah kau, cuma kau yang selalu di hatiku?
Tahukah kau, cuma cahaya darimu yang mampu menerangi jalanku?
Tahukah kau, cuma warna indahmu yang selalu menghiasi hariku?
Sampai kapan kau akan menyadarinya?
Sampai kapan hatimu akan tertuju padaku?
Sampai kapan aku harus menunggu?
Aku terus menunggu, dalam sakit
Aku terus menunggu dalam pedih
Pedih yang amat sangat saat namanya yang selalu kau sebut,
Sakit yang selalu menusuk relung hatiku,
Apakah kau sadari itu?
Mungkin tidak,
Mungkin memang harus begini takdirku,
Mengagumimu dalam diam,
Mencintaimu dalam pedihku.
            Lagi-lagi kata dari dalam hati Bayu meluncur begitu saja tanpa diperintah, seperti cinta yang selalu datang tiba-tiba tanpa pernah disadari keberadaanya.
"Aku tau saat ini cintaku belum bisa kau sambut, tapi aku tetap yakin, cinta akan menemukan jalannya sendiri menuju kebahagiaan" gumam Bayu dalam hati.
~♥~♥~♥~
PIP PIIPP..
Dering handphone mengagetkan Bayu yang sedang asyik melamun.
"Ternyata pesan singkat dari Lara" ucap bayu sambil membuka pesan yang masuk
Boy, lagi sibuk gak? Mau cerita nih, di tempat biasa yah.
Dengan cekatan Bayu membalas pesan dari Lara.
Lagi santai aja kok, oke, kapan Ra? Gue jemput yah.
Gak usah jemput Boy, gue udah di Dream House kok, lo cepetan ke sini aja :'(
"Ada apa dengan Lara ya? Mendadak gini ngajak jalannya, semoga gak terjadi apa-apa" gumam Bayu sambil bersiap pergi.
~♥~♥~♥~
"Hei Ra, ada apaa?? Tumben ngabarinnya mendadak." sapa Bayu sambil menepuk pundak Lara dari belakang.
Tanpa disuruh pun Bayu langsung duduk. Masih di posisi yang sama Bayu duduk membelakangi jendela. Posisi strategis untuk bisa terus menatap wajah teduh Lara, wajah dengan senyum simetris yang selalu menghiasinya dan sepasang lesung pipit yang menambah pesonanya. Seperti biasa pelayan cafe menghampiri dan menanyakan pesanan.
"Pesanan seperti biasa mas? Hot americano, hot chocolate, tiramisu dan red velvet kan, Mas?"
"Iya, seperti biasa. Sampai hafal yah mbak pesenan kami, hehe" canda Bayu kepada pelayan cafe.
Pelayan café pergi meninggalkan mereka berdua. Bayu mulai menatap Lara, ada yang berbeda dari raut mukanya. Tak ada kebahagiaan yang terpancar dari sana. Masih ada bekas air mata di kedua pipinya. Dalam hati Bayu terus bertanya, ada apa dengan Lara?
"Lo kenapa Ra? Habis nangis? Ada apa?"
"Iyah Boy, gue sedih, Tama mutusin gue."
"Loh, kenapa??"
"Dia bilang dia capek hubungan jarak jauh terus, dia bosan, terus gue diputusin. Padahal gue masih sayang Boy sama dia."
Butiran-butiran bening dari mata Lara akhirnya keluar, Bayu yang tak tahan melihat Lara menangis langsung menghampiri Lara. Ia menghapus air mata Lara perlahan sambil menenangkannya.
"Emang keputusannya udah final yah harus putus?"
"Gue juga udah tanyain dia berulang kali Boy, apa dia yakin dengan keputusannya, dan jawabannya tetap aja dia mau hubungan ini berakhir. Gue sakit Boy, sakit banget! Terlalu cepat dia pergi, dan gue udah terlalu sayang sama dia."
"Hmm.. yang sabar yah Ra, gue tau perasaan lo. Jangan sedih lagi dong Ra, selama ini kan dia udah sering diemin lo. Lo anggep dia pacar tapi dia sama sekali ga memperlakukan lo sebagai pacarnya. Air mata lo terlalu berharga buat dia Ra."
"Tapi Boy, gw sayang sama dia. Dia yang selalu nemenin gw meski akhirnya kita harus ngejalanin hubungan jarak jauh."
"Dia nemenin lo? Terus lo anggep gue apa selama ini? Lo ga pernah nengok ke arah gue Ra? Gw yang ada sama lo setiap hari, cuma gue yang selalu nemenin lo kemanapun lo mau. Nyatanya tanpa pernah lo sadari gue punya perasaan yang lebih dari sekedar sahabat buat lo. Gue sayang sama lo Ra." ungkap Bayu tiba – tiba.
Ada rasa sesal dalam hati Bayu ketika dia mengatakan segalanya. Kenapa harus sekarang? Kenapa gw ngomong kaya gini? Aarrrgh..
"Boy?? ......... lo?" Lara berlari meninggalkan Bayu yang masih terduduk merutuki diri.
Tuut tuut tuuuut.. Bayu masih saja berusaha menghubungi Lara. Sejak mereka berpisah di cafe, Lara belum juga mengirimi kabar.
Salahkah aku dengan perasaan ini. Bukankah cinta milik semua orang? Tapi mengapa aku tak bisa merasakannya utuh? Masih butuh waktukah aku untuk memperjelas apa arti cinta itu? Oh Tuhan, izinkan aku untuk terus dapat melihat senyum itu seperti yang lalu..
PIP PIIPP..
 Boy, kasih gw waktu sendiri ya.. Sorry.
Akhirnya sebuah pesan singkat dari Lara masuk ke ponsel Bayu. Sedikit melegakan namun nyatanya semakin membuat Bayu sesak memikirkan Lara.
~♥~♥~♥~
Ketika cinta dipertanyakan keberadaannya
Haruskah kamu muncul dengan sejuta kenangan?
Ketika persahabatan ada menguatkan kita
Haruskah itu berakhir dan menyatu menjadi impian?
Ada sebersit rindu ketika tak dapat menyapamu
Butakah aku hingga tak tahu rasa itu
Inikah rasa yang sebenarnya selama ini?
Atau hanya aku yang tak pantas merasakan cinta ini?

Lara hanya bisa menulis dalam buku hariannya tanpa bisa berkata pada siapapun. Belum juga dia bertemu dengan Bayu, ada rasa rindu yang hadir ketika ia tak melihat senyum itu. Senyum yang selalu meyapanya setiap hari. Senyum yang selalu diperlihatkan ketika menjemputnya. Senyum yang selalu ada untuk sedikit membagi kekuatan untuknya. Nyatanya Lara rindu semua itu.
"Mungkinkah ini rasaku yang sebenarnya?" pikir Lara dalam hati.
"Mau pesan apa, Mbak? Mau pesan sekarang atau nunggu Masnya datang? tumben datang sendiri, hehe" suara pelayan cafe tiba-tiba mengagetkan Lara.
"Pesan sekarang aja deh, hot chocolate sama red velvet aja, saya sendirian kok" jawab Lara.
Pelayan café pun pergi mengambilkan pesanannya. Dan Lara kembali hanyut dalam lamunannya. Memikirkan tentang Bayu, memikirkan tentang perasaannya sendiri. Saat sedang asyik melamun, tiba-tiba ia melihat bayangan yang sudah tak asing dari jendela café.
"Tak salah lagi, itu Bayu. Dia selalu tahu di mana harus menemukan aku saat aku tak dapat dihubungi. Memang cuma di sinilah tempat favoritku, tempat favorit kami. Tempat kami biasanya menghabiskan waktu berdua" gumam Lara dalam hati.
"Boleh aku duduk nemenin kamu?" suara lembut Bayu membuyarkan lamunan Lara.
"Boleh Boy, duduk aja"
"Maaf ya Ra tentang ucapan gue kemarin, tapi memang begitulah kenyataannya. Udah lama gue pendam perasaan ini. Entah sejak kapan cinta itu hadir. Tiba-tiba saja ia sudah berdiam diri dalam hati, sambil menyembunyikan nama lo dalam diam. Gue sayang lo Ra, lebih dari sekedar teman, lebih dari sekedar sahabat. Gue selalu berusaha ada untuk lo kapanpun lo mau. Itu semua karena gue sayang sama lo."
"Ga apa apa Boy, gue ngerti kok. Gue yang harusnya minta maaf, gue kemaren langsung pergi ninggalin lo. Gue butuh waktu buat sendiri.".
Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing dan terdiam canggung
"Gue ........" ucap mereka bersamaan dan mereka tergelak seketika.
"Hahahaa, mau ngomong apa lo? Gih duluan." ucap Lara.
"Lo duluan aja deh Ra, kan ladies first."
"Maaf kalau kemaren gue diem. Kemaren gue mikir tentang apa yang lo bilang. Ada rasa lain yang tiba-tiba gue rasain. Mungkin aja rasa itu udah lama ada, tapi guenya yang gak pernah sadar, gue terlalu egois memikirkan diri gue sendiri, tanpa merhatiin lo yang selalu ada buat gue. Mulai sekarang gue juga mau selalu ada buat lo, selalu nemenin lo. Kita jalanin hari-hari kita bareng. Seperti dulu, tapi kali ini dengan rasa yang berbeda. Gue juga sayang lo Boy." Lara berkata sambil tersenyum ke arah Bayu.
Entah siapa yang memulai duluan, tangan mereka saling menggenggam. Genggaman tangan yang sebenarnya sering dilakukan sebelumnya, namun kali ini dengan rasa yang berbeda. Ada hati yang lebih berdebar dan ada cinta yang sedang tumbuh bersama.
~♥~♥~♥~


*Cerita Pendek ini ditulis oleh setyoJoko dan Ristinesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar