Rasanya bak secangkir kopi yang disesap
Erat semakin hangat dalam dekap
Saat mata indahmu sendu menatap
Lesung pipitmu pun ikut tersingkap
Aduhai …. Aku terperangkap
Aroma wangimu semerbak mendekat
Kepayang aku lupa akhirat
Nafas pun memburu semakin tercekat
Aliran darah rasanya bergerak cepat
Irama jantung berdegup dahsyat
Terperangkap akan panah amor yang melesat
Aduhai….Aku terjerat
Caramu melenggang
semampai gemulai
Hampiri aku yang semakin terkulai
Akankah kau datang membelai?
Karena hari ini kita resmi sebagai mempelai.
*Puisi ini ditulis oleh Chal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar