... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ...

Kamis, 29 Agustus 2013

[FF] Perjalanan, Tentang Sebuah Janji dan Cinta

Hari ini telah tiba. Hari di mana aku harus bertemu dengannya. Dia, wanita yang memiliki sorot mata yang tajam, senyum yang manis, dan bulu mata yang lentik. Aku selalu mengingatnya. Entah, inikah yang dinamakan cinta. Ah, aku hanya berlebihan memaknainya. Itu saja.

Dua tahun yang lalu, aku datang kepadanya. Ya, aku datang membawa sebuah janji untuk dapat bersamanya. Dia menolakku. Dia mengatakan tidak mungkin hanya menerima sebuah janji. Ya, aku memang sedikit egois memaksanya menunggu dalam waktu yang cukup lama. Kini, kuingin datang, sekali lagi membawa sebuah janji itu kepadanya . Aku konyol, bukan ?

Ah, aku tidak seharusnya mengingat-ingat hal itu. Sudah saatnya aku duduk manis di sebuah kereta malam, bergerak menuju Kota Kembang, lagi. Aku tidak ingin ditipu malam, aku juga tidak ingin dikalahkan oleh sang waktu. Kali ini, aku pasti bertemu dengannya. Alunan suara jangkrik menemani perjalananku kali ini. Ah, aku hanya dapat membayangkan wajahnya. Wanita yang sudah kutinggalkan pada sebuah janji.


Perjalananku menuju Kota kembang benar-benar membawaku pada banyak hal. Tak mudah bagiku meyakinkannya, bahwa aku akan datang lagi setelah pergi. Hubunganku dengan Nisa terputus sejak aku memintanya tentang sebuah janji. Ya, aku tetap melanjutkan perjalananku menuju Kota Paris. Selama di sana, aku tidak pernah mengusiknya. Aku tidak tahu, apakah hari ini dia sudah tidak sendiri lagi atau tetap menungguku. Ah, seandainya dia tahu aku akan datang lagi, membawa sebuah janji menjadi bukti.

Kereta malam yang kutumpangi telah mendarat berhenti di stasiun terakhir. Aku segera mengunjungi suatu tempat. Akhirnya aku menemukannya, di teras rumah dengan mengenakan daster. Aku terpaku menatapnya dari kejauhan. Dia tetap semanis dulu.

“Assalamu’alaikum ...” Aku tersenyum ke arah Nisa. “Aku datang membawa sebuah janji. Aku kembali untukmu.”
Dia hanya memandangiku tanpa berkata apapun. Hanya kristal-kristal air mata yang hampir jatuh dipipinya yang dapat kulihat.

Akhirnya. Hari ini, aku dan dia telah menyatukan janji kami pada sebuah ikrar yang suci. Kami pun berpelukan di bawah Menara Eiffel yang dibangun di Champ de Mars  di tepi Sungai Seine di Paris. Ya, aku membawanya ke sini, menelusuri perjalanan cinta dan cita di sebuah Kota impiannya.
Aku telah mencintaimu dengan sebuah janji. Kini aku membawamu dengan seuntai do’a. Kita akan terus bersama dalam impian, bukan ?

The end.


FF ini ditulis oleh Sonya Annisa Ilma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar