Medan, 27 Mei 2013
Yang terhormat ‘Pejabat’
di tempat.
Perkenalkan, saya seorang mahasiswi dari kota yang
katanya banyak premannya. Surat ini saya tujukan kepada ‘pejabat’ yang
keparat. Maaf jika kata-kata saya terlalu frontal. Buat siapa saja yang
berpangkat kotor tepatnya. Izinkan sekali lagi saya ucapkan biar jelas.
Surat ini saya tujukan kepada-pejabat-yang-berpangkat-kotor.
Perkenankan saya ingin menyampaikan isi hati, keluarga
saya sederhana, tapi mulutnya pada berbisa. Papa saya suka menonton
Anda-pejabat-yang-berpangkat-kotor. Siapapun Anda-pejabat yang sering
muncul di media TV dibandingkan berkontribusi di daerah rakyat kecil.
Yang sering berkacak pinggang dengan perut buncit bahkan mungkin Anda
tidak bisa melihat jempol kaki anda sendiri. Jujur saja, saya tidak
menyukai tontonan Papa saya tersebut. Saya tidak ingin munafik,
sayangnya saya juga sering duduk manis ikutan nonton acara tv yang ada
Andanya. Apakah kita sejenis Pak ‘Pejabat’?
Persilahkan saya untuk bertanya, Apakah Anda
berpendidikan? Katanya sekolah wajib harus 9 tahun. Katanya anak bangsa
yang cerdas itu wajib bersekolah. Negeri yang maju ada di tangan anak
bangsa yang menjunjung tinggi pendidikan. Tapi di luar sana,di negeri
seberang sana, malah anak yang putus sekolah yang cerdas pak, anak yang
putus sekolah yang berprestasi, berinovasi, berkreasi dan tidak
korupsi.
Saya takut Pak, saya takut bersekolah tinggi.
Bagaimana jika Anda turun dari jabatan Anda sekarang, dan digantikan
dengan Papa saya yang belum berperut buncit? Papa saya hanya tamatan
Sekolah Dasar loh Pak.
-rakyat kecil-
Surat Pendidikan ini ditulis oleh Fathia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar