Ini
strawberry kelima yang masuk mulutnya. Ia seperti tak merasakan masam dari
strawberry atau mungkin memang hanya ada rasa manis dalam buah yang sedang ia
makan itu? Duduk dekat jendela, dengan mp3 yang terpasang di telinga dan
melihat ke arah luar jendela. Entah apa yang ia lihat, selalu seperti itu sejak
tadi dan ia menikmatinya. Kurasa...
Aku tak
ingin mengganggu dan merusak keheningannya meski aku ingin sekali berbincang
untuk sekedar membunuh bosan.
"Hallo.
Namanya siapa?" Tiba-tiba dia berseru.
Glek!
Suaranya. Akhirnya aku mendengarnya. Lembut. Sayang, dia berbicara pada balita
yang berada di kursi seberangnya. Ia baru bertemu dengan anak itu, tapi
lihatlah mereka langsung akrab. Aah, ia
begitu ramah meski seringkali dia terdiam setiap waktu. Senyum yang
memperlihatkan ia tak merasa terganggu dengan interupsi dalam keheningan dan
kesendiriannya. Ia sedikit berbincang dengan ibu si balita sambil selalu
tersenyum dan aku menikmati senyum itu.
Tak berapa
lama, balita itu kembali ke pangkuan ibunya. Ia kembali membuka kotak bekalnya,
ya itu kotak strawberrynya. Ia kembali dalam keheningan bersama lima buah
strawberrynya. Masih dengan pandangan keluar tapi kali ini ia tersenyum. Manis.
Senja baru
saja pergi saat kami memulai makan malam. Ia duduk di meja depan dekat jendela.
Lima buah strawberry menjadi menu pertamanya, kali ini ditemani segelas teh
hangat. Kurasa ia kedinginan, terlihat ia mengosok kedua telapak tangannya.
Kali ini
ternyata dia melanjutkan diamnya dalam tidur. Ia tertidur dengan tangan memeluk
diri sendiri. Mp3 dia nyalakan dan kurasa sampai ia tertidur musik masih
mengalun dari benda itu. Aku ingin terus memandangjnya namun aku segera tertidur tanpa pulas.
Wajahku
terasa hangat, nyaman. Sudah pagi ternyata, aku terbangun dan ku lihat ia juga
sudah bangun. Nampak segar, seingatku kami belum berhenti tapi wajahnya segar
seperti sudah terkena siraman air. Kali ini dia tersenyum lebih lebar sambil
menatap layar ponselnya.
Pagi saat
sarapan aku bergegas duduk di meja depan tapi bukan dekat jendela, sengaja aku
kosongkan kursi sebelahku.
"Maaf,
apakah kursi itu kosong?".
Aku
terkejut. Tanpa menoleh aku tahu suaranya. Suara yang aku ingat sejak terdengar
pertama kali, kemarin.
"Kosong,
mau duduk?. Silakan". Balasku cepat
"Terimakasih".
Sambil mengatur posisi duduknya.
Cklak..
Bunyi penutup kotak makan.
Ia membuka
kotak strawberrynya lagi, kali ini ku lirik isi kotak itu. Masih ada beberapa
buah strawberry.
"Darimana
mau kemana Mas?"tanyanya.
"Saya
dari Purwokerto mau ke Surabaya. Mbak mau kemana?"
"Lho
saya juga dari Purwokerto cuma mau ke Bali. Mia". Ujarnya sambil
mengulurkan tangan.
Kubalas
uluran tangannya sambil tersenyum "Riko"
Kamipun
melanjutkan sarapan.
"Bus
kita udah mau berangkat" ujarku bergegas dan kulihat dia ikut beranjak.
"Sebentar
lagi aku turun, semoga selamat sampai tujuan, senang berkenalan denganmu"
ucapku padanya. Ia yang mengizinkanku duduk di kursi sebelahnya setelah sarapan
tadi. Hanya setengah jam waktu perjalanan bersama itu. Namun gadis strawberry
telah membubuhkan manis dalam catatan perjalananku.
Aku turun,
berpisah dengan perkenalan pagi ini. Tak ada sakit hanya masam seperti
strawberry muda, namun mengenalnya meninggalkan manis strawberry ranum.
Aku
melangkahkan kaki menjauh dari jalan raya sambil menggigit buah merah dengan
banyak bintik dan daun yang ada di pangkalnya. Strawberry.
"Manis"
By : Ristina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar