... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ... Selamat datang di blog GenkBooks, Selamat menikmati karya-karya kami ...

Kamis, 29 Agustus 2013

[FF] Strawberry Sweet

Ini strawberry kelima yang masuk mulutnya. Ia seperti tak merasakan masam dari strawberry atau mungkin memang hanya ada rasa manis dalam buah yang sedang ia makan itu? Duduk dekat jendela, dengan mp3 yang terpasang di telinga dan melihat ke arah luar jendela. Entah apa yang ia lihat, selalu seperti itu sejak tadi dan ia menikmatinya. Kurasa...

Aku tak ingin mengganggu dan merusak keheningannya meski aku ingin sekali berbincang untuk sekedar membunuh bosan.
"Hallo. Namanya siapa?" Tiba-tiba dia berseru.
Glek! Suaranya. Akhirnya aku mendengarnya. Lembut. Sayang, dia berbicara pada balita yang berada di kursi seberangnya. Ia baru bertemu dengan anak itu, tapi lihatlah mereka langsung akrab.  Aah, ia begitu ramah meski seringkali dia terdiam setiap waktu. Senyum yang memperlihatkan ia tak merasa terganggu dengan interupsi dalam keheningan dan kesendiriannya. Ia sedikit berbincang dengan ibu si balita sambil selalu tersenyum dan aku menikmati senyum itu.

Tak berapa lama, balita itu kembali ke pangkuan ibunya. Ia kembali membuka kotak bekalnya, ya itu kotak strawberrynya. Ia kembali dalam keheningan bersama lima buah strawberrynya. Masih dengan pandangan keluar tapi kali ini ia tersenyum. Manis.


Senja baru saja pergi saat kami memulai makan malam. Ia duduk di meja depan dekat jendela. Lima buah strawberry menjadi menu pertamanya, kali ini ditemani segelas teh hangat. Kurasa ia kedinginan, terlihat ia mengosok kedua telapak tangannya.

Kali ini ternyata dia melanjutkan diamnya dalam tidur. Ia tertidur dengan tangan memeluk diri sendiri. Mp3 dia nyalakan dan kurasa sampai ia tertidur musik masih mengalun dari benda itu. Aku ingin terus memandangjnya namun  aku segera tertidur tanpa pulas.

Wajahku terasa hangat, nyaman. Sudah pagi ternyata, aku terbangun dan ku lihat ia juga sudah bangun. Nampak segar, seingatku kami belum berhenti tapi wajahnya segar seperti sudah terkena siraman air. Kali ini dia tersenyum lebih lebar sambil menatap layar ponselnya.

Pagi saat sarapan aku bergegas duduk di meja depan tapi bukan dekat jendela, sengaja aku kosongkan kursi sebelahku.
"Maaf, apakah kursi itu kosong?".
Aku terkejut. Tanpa menoleh aku tahu suaranya. Suara yang aku ingat sejak terdengar pertama kali, kemarin.
"Kosong, mau duduk?. Silakan". Balasku cepat
"Terimakasih". Sambil mengatur posisi duduknya.
Cklak.. Bunyi penutup kotak makan.
Ia membuka kotak strawberrynya lagi, kali ini ku lirik isi kotak itu. Masih ada beberapa buah strawberry.
"Darimana mau kemana Mas?"tanyanya.
"Saya dari Purwokerto mau ke Surabaya. Mbak mau kemana?"
"Lho saya juga dari Purwokerto cuma mau ke Bali. Mia". Ujarnya sambil mengulurkan tangan.
Kubalas uluran tangannya sambil tersenyum "Riko"
Kamipun melanjutkan sarapan.

"Bus kita udah mau berangkat" ujarku bergegas dan kulihat dia ikut beranjak.
"Sebentar lagi aku turun, semoga selamat sampai tujuan, senang berkenalan denganmu" ucapku padanya. Ia yang mengizinkanku duduk di kursi sebelahnya setelah sarapan tadi. Hanya setengah jam waktu perjalanan bersama itu. Namun gadis strawberry telah membubuhkan manis dalam catatan perjalananku.
Aku turun, berpisah dengan perkenalan pagi ini. Tak ada sakit hanya masam seperti strawberry muda, namun mengenalnya meninggalkan manis strawberry ranum.
Aku melangkahkan kaki menjauh dari jalan raya sambil menggigit buah merah dengan banyak bintik dan daun yang ada di pangkalnya. Strawberry.
 "Manis"

By : Ristina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar