Paris-Perancis, 2013
Hawa dingin menelisik belakang daun telinga. Keindahan kelap-kelip lampu di menara Eiffel ikut serta menemani malam indah sepasang suami-istri yang sedang berdiri di bawahnya sambil bergandengan tangan. Tiba-tiba sang istri terkenang kisah enam tahun silam, perbincangan di bawah langit senja benua seberang bersama sang suami, lelaki tercintanya.
“Maafkan aku. Bukan karena aku tidak cinta, tapi kita berbeda, mon chérie [1],” ujar lelaki berambut cepak bernama Ari memegang kedua bahu gadis itu dan menatap matanya tajam.
“Tapi aku yakin kita bisa, bukankah menyatukan perbedaan itu indah?” Tanya gadis itu sambil bercucuran air mata.
“Maaf aku tidak bisa. Mengertilah chérie.”
Berau-Indonesia, 2009
Panas terik yang membakar kulit. Ira berjalan menuju sebuah warung internet untuk melihat pengumuman beasiswa yang ia ajukan. Tuhan benar-benar sedang berbaik hati kala itu. Kerja kerasnya selama setahun, siang-malam membuka kitab kuning berbahasa Inggris berjudul Cliffs TOEFL Preparation Guide dan mendaftar beasiswa ke berbagai universitas di luar negeri akhirnya terbayar dengan sebuah kata “lulus”.
“Semoga semuanya berjalan lancar anakku, jaga dirimu baik-baik. Jangan lupa sama Allah, selalu minta pertolongan-Nya,” kata Ibu sambil menangis memeluk erat Ira.
Malam menjelang keberangkatan, ia merenungi perpisahannya dengan Ari setahun lalu hingga ia bangkit dan ingin melanjutkan hidup dengan pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studynya ke Negara Kanguru.
Hawa dingin menelisik belakang daun telinga. Keindahan kelap-kelip lampu di menara Eiffel ikut serta menemani malam indah sepasang suami-istri yang sedang berdiri di bawahnya sambil bergandengan tangan. Tiba-tiba sang istri terkenang kisah enam tahun silam, perbincangan di bawah langit senja benua seberang bersama sang suami, lelaki tercintanya.
“Maafkan aku. Bukan karena aku tidak cinta, tapi kita berbeda, mon chérie [1],” ujar lelaki berambut cepak bernama Ari memegang kedua bahu gadis itu dan menatap matanya tajam.
“Tapi aku yakin kita bisa, bukankah menyatukan perbedaan itu indah?” Tanya gadis itu sambil bercucuran air mata.
“Maaf aku tidak bisa. Mengertilah chérie.”
Berau-Indonesia, 2009
Panas terik yang membakar kulit. Ira berjalan menuju sebuah warung internet untuk melihat pengumuman beasiswa yang ia ajukan. Tuhan benar-benar sedang berbaik hati kala itu. Kerja kerasnya selama setahun, siang-malam membuka kitab kuning berbahasa Inggris berjudul Cliffs TOEFL Preparation Guide dan mendaftar beasiswa ke berbagai universitas di luar negeri akhirnya terbayar dengan sebuah kata “lulus”.
“Semoga semuanya berjalan lancar anakku, jaga dirimu baik-baik. Jangan lupa sama Allah, selalu minta pertolongan-Nya,” kata Ibu sambil menangis memeluk erat Ira.
Malam menjelang keberangkatan, ia merenungi perpisahannya dengan Ari setahun lalu hingga ia bangkit dan ingin melanjutkan hidup dengan pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studynya ke Negara Kanguru.